Jumat, 21 Januari 2011

Pengalaman Motivator Sepanjang Massa ( by: mamal)

Berbicara mengenai sumber motivasi tak akan ada habisnya di setia jengka kita melangkah disetiap sudut kita memandang ditiap kali kita mendengar kadang kita lengah kadang kita lalai kadang kita hilaf bahwa itu semua merupakan sebagian dari pada pengalaman motivasi yang sekaligus pengetahuan/wawasan dan merupakan guru terbaik sepanjang masa.
RAIHLAH "CITA"MU
pernah kita berfikir dahulu kala disaat kita masih kecil mungil, yang tumbuh dari sebentuk sel  ovum dan spermatozoid dan kini beranjak perlahan menjadi balita yang lucu , kemudian beranjak menjadi seorang anak kecil yang menggemskan , dikala kecil kita sebenarnya sangat tak  mudah lelah sangat tak  mudah putus asa, ketika balita mulai beranjak menginjakkan kakinya dan berdiri tegap, kadang kaa kita terjatuh, dan kemudian terjatuh lagi dan terbangu lagi...seterusnya demikian, tanpa ada rasa menyesal dan menyerah dari batang fikiran kita...sampai pada saat nya ketika berumur 2tahun lbih kita sudah mnenikmati hasilnya kita bisa berjaan sanati berlari lari dengan teman kecil, bermain,hampir 90% aktifitas kehidupan kita disertai dengan berjalan ,tentunya bagi yang dapat menjaga dan mensyukuri anugrah dari yang Esa atas limpahan rizki -Nya yang tiada tara dan tiada pernah ingat dan sadar bahkan takan ada satu pun yang bisa menghitung nikmat-NYa.
wajtu demi waktu kian berjalan terlewati sampai saatnya sibuah hati dari pasangan adam dan hawa ini tumbuh menjadi sesosok manusia dewasa berjuta warna tlah terlewati dalam hidupnya, namu pernahkah kia sadari dalam setiap detik kehidupan yang penuh dengan warna tadi , ada kalanya kita merasa terhempas jatuh, dan tak ada gairah guna hidup di dunia ini karena kesepahaman kita yang terlelu banyak menampung bite warna keduniawian, dan melupakan karakteristik kita yang sedari dulu waktu terlahir di dunia,,, yaitu pantang menyerah dan tak kenal lelah untuk menggapai kesempurnaan anugrah dari yang Maha Gagah..(Allah SWT)
Terhempas dari titik tersebut kita terlalu terlampau jauh melupakan akan hal itu,, mana jati diri seorang naluri anak adam yang berusaha menggenggam , untuk berjalan dan berlari menuju jutaan impian dan harapan indah di duina ini...
tentu ini yang menjadi titik motivasi kita tuk , menjaga ketegaran hidup, tuk menjaga saat kita lelah akan hiruk pikuk kegagalan yang menyertai sepanjang hidup kita, tuk menjaga naluri seorang manusia yang diciptakan oleh sang Khalik dan berupaya menjadi terbaik Tanpa ada nya kata putus asa yang keluar dari mulut kita yang dapat menyakiti sang pencipta kita ,,,,, 
jagalah motivasi hari hari mu dengan kilas balik naluri manusia sebagai mahkluk survival ciptaan nya..



 

Penulis
Ma2L
first posted by MAmal, posted 22-january-2011 _ 14:23

http://kamus.net/

Beda disiplin dan hukuman dalam mendidik anak (bag. 1)

(tribute to Mr. Ariesandi Setyono)

Dalam kegiatan sehari-hari mendidik dan mengasuh anak kita seringkali berhadapan dengan berbagai perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan kita. Karena itu sering timbul dalam pemikiran untuk “mendisiplinkan” anak tersebut. Namun sayangnya banyak sekali orangtua tidak memahami benar apa makna disiplin yang sebenarnya. Orangtua dan pihak-pihak lain yang sering berurusan dengan anak gagal membedakan disiplin dengan hukuman.

Bahkan sejumlah kamus pun gagal melakukan pembedaan ini. Salah satunya adalah The New Oxford American Dictionary, kata dicipline (disiplin) didefinisikan sebagai “praktik melatih orang untuk mematuhi aturan dengan menggunakan hukuman untuk memperbaiki ketidakpatuhan”. Oleh karena itu tak heran dengan definisi semacam ini maka seringkali pendisiplinan dikaitkan dengan alat-alat yang dipakai untuk membuat para pelaku kejahatan jera: penyalahan, membuat malu dan bahkan hukuman fisik.
Kata disiplin berasal dari bahasa Latin, discipulus, yang berarti “pembelajar”. Jadi disiplin itu sebenarnya difokuskan pada pengajaran. Anak kita adalah seorang murid bagi orangtuanya. Agar ini dapat terjadi maka sebagai orangtua kita selayaknya menjadi pemimpin yang berharga untuk dipatuhi dan diteladani oleh anak-anak kita.




Perbedaan mendasar antara disiplin dengan hukuman adalah :
• Hukuman mengajarkan suatu pelajaran melalui pemaksaan emosional atau kekerasan fisik, hukuman mungkin terlihat bisa menghentikan perilaku yang tidak diinginkan saat ini namun sudah pasti tidak mencegahnya terulang lagi di masa mendatang. Berdasarkan berbagai riset para pakar psikologi hukuman bukan cara yang efektif agar anak bertingkah laku baik untuk jangka panjang.
• Disiplin menggunakan kebijaksanaan untuk mengajarkan nilai-nilai yang memperlihatkan betapa seorang anak dapat menentukan sendiri pilihannya dengan baik sesuai dengan perkembangan emosinya saat itu. Oleh karena itu tak ada “cara yang benar “ yang bisa berfungsi sepanjang waktu untuk semua situasi.
Saya jadi teringat dengan seorang klien kecil berusia 5 tahun, ia dikeluhkan oleh ayah dan ibunya sebagai anak yang susah diatur, sulit diberitahu, pemarah dan sukanya hanya main boneka dan menonton film.

Saat pertama kali melihat wajahnya di ruangan saya biasa menerima klien maka saya langsung tertarik dengan gadis kecil ini. Matanya berbinar menandakan kecerdasan dan senyumnya merekah menandakan keceriaan khas anak kecil. Saya tak yakin anak ini susah diatur dan sulit diajak bekerja sama seperti yang dikeluhkan orangtuanya.
Saya langsung menyapa kedua orangtuanya dan kemudian langsung mengalihkan perhatian padanya. Setelah berbincang santai dengannya beberapa saat saya mengirimnya ke dalam ruangan lain untuk bermain bersama dengan putera saya Fio dan Aldo. Dan sekarang saya hanya bertiga bersama kedua orangtuanya. Tak berapa lama saya mendapati kedua orangtuanya over-expectation (berpengharapan lebih) terhadap anaknya yang baru berusia 5 tahun.

“Saya ini sakit tenggorokan dan berusaha mencari cara agar sembuh sendiri tanpa ke dokter karena ingin menghemat biaya. Saya berusaha menjaga makanan yang masuk dan banyak minum air putih. Kemarin dia membuat saya jengkel sekali. Sudah tahu dirinya batuk ehhh …… malah makan es krim. Saya berkali-kali mengingatkan untuk menjaga makanannya namun ia tetap saja bandel. Ia harusnya mengerti bagaimana orangtua susah mencari uang. Kami sudah berulang kali menceritakan bagaimana kami bekerja keras memenuhi kebutuhan hidup ehhhh
……… dia malah seenaknya saja dan tidak mau mengerti kesulitan orangtua. Akhirnya kemarin saya bentak dia dan saya katakan kalau ia lebih baik di luar saja tidak usah pulang rumah kalau hanya bisa menyulitkan orangtua saja” kata sang ayah menceritakan kejadian yang membuatnya sangat jengkel dengan puteri kecilnya.
Saya hanya bisa terdiam dan berusaha memahami jalan pikiran sang ayah yang lagi frustrasi di depan saya. Kemudian sang istri menanyakan pada sang suami, “Tapi kenapa kamu kemarin menawarkan es krim padanya walaupun sudah tahu bahwa ia batuk?”

“Lho saya kan berusaha mendisiplinkan dia. Saya mau tahu kalau dia lagi batuk seperti itu apakah dia bisa mengontrol diri atau tidak? Eh …… kok malah tidak mengerti kalau sedang dites!”
“Lho kamu ini gimana sih, lha si Ellen itu sukanya es krim kok malah kamu tawari. Kamu ini memang cari perkara kok. Kamu sendiri kemarin makan krupuk sama telor goreng walaupun kamu tahu kamu sedang batuk. Terus anakmu tanya kenapa makan gorengan kamu marah!”
“Lha gimana tidak marah. Ia anak kecil mau tahu urusan orangtua. Kan sudah tidak ada pilihan makanan lain di rumah. Ia harusnya mengerti dong kalau kamu sedang sibuk dan tidak sempat masak. Saya sebenarnya juga tidak ingin makan gorengan tapi terpaksa karena tidak ada makanan lain. Kalau saya sakit lebih parah kan yang susah juga seisi rumah”, kata sang suami menimpali.

Ketika mendengar jawaban dari ayah ini saya sebenarnya ingin tertawa tapi saya tahu itu tidak boleh. Saya hanya tersenyum kecil saja dan mencegah pertengkaran suami istri tersebut agar tidak meledak menjadi perang dunia di ruangan saya.
Jika Anda perhatikan sang ayah terlalu egois dan mau menang sendiri. Ia menetapkan peraturan yang hanya bisa dimengerti oleh dirinya sendiri. Ia tidak memberikan si anak kesempatan untuk menumbuhkan kesadaran diri sesuai dengan usianya. Itulah “aturan plastis” yang sering dibuat orangtua demi keuntungan dirinya. Aturan plastis itu seperti karet yang lentur. Kalau orangtua yang berbuat maka pasti ada penjelasan masuk akalnya dan anak dituntut mengerti penjelasan tersebut dengan keterbatasan cara berpikirnya tapi kalau anak yang berbuat maka ia pasti disalahkan tanpa mempertimbangkan hal lain.

Dari percakapan singkat itu saja kita tak perlu kuliah psikologi untuk tahu siapa penyebab masalah Ellen, yang menurut laporan orangtuanya, susah diatur. Bagaimana menurut Anda, pembaca?



(bersambung)

Note : Artikel ini ditulis oleh Bapak Ariesandi Setyono dan dibagikan di forum pendidikan se-edu-id@solex-un.net

healthy

Tips for Keeping the Ears Healthy

How often do you clean your ears? Did you know, too often to clean your ears could be bad for the health of your ear.

Usually our ear cleaned with cotton buds, according to experts is not a good habit, because it will make the cotton buds pushed the dirt into the basin near the eardrum. If it settles for too long and go hardened, it can interfere the ear canal. Sometimes can caused hearing problem.

Not only dirt that could interfere with the ear, there are several types of objects that could endanger the health of the ear, how about to handle?

When we're swimming, shampooing or even bathing, sometimes unintentionally water will get into the ear. You do not need to worry if the water in clean water, because water will go out by itself. However, if the incoming dirty water, you must be careful, because the dirty water could be getting propped droppings inside the ear, for it immediately check to ENT specialist for further treatment.

Be careful to use cotton buds, cotton, because if left in would affect the hearing, the cotton will clog the ear drum to be hearing less. If you can not eliminate the habit of cleaning the ears with cotton buds, should be more careful in using it, not to scratch or stabs your eardrum.

Small insects or ants can also interfere with the ears. Inadvertence insects that enter the ear can make your ear infection from bites. For that look at your bedding, make sure that no insects can enter the ear.

Tips for maintaining healthy ears
  1. Do not clean the ears with cotton buds (if forced to, try to be careful)
  2. Try and get used chew food well, because chewing is a natural mechanism the body to remove impurities from the ear. Dirt can came out by itself and can be washed while bathing.
Source www.KabariNews.com